Penggiat Literasi Di gorontalo diharapkan menumbuhkan minat baca masyarakat
Dikutip dari Hargo.co.id. Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer berharap kegiatan yang dilakukan para pegiat literasi di daerah itu dapat menumbuhkan budaya literasi di Provinsi Gorontalo.
Menurutnya, kegiatan yang dilakukan para pegiat literasi atau komunitas baca di mampu menjadi pengungkit dan pendorong kebiasaan masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan.
“Perpustakaan harus berupaya menggugah minat baca masyarakat,” Katanya pada Penutupan Workshop Bunda Literasi, Duta Baca Daerah dan Pegiat Literasi yang dirangkaikan dengan Pengukuhan Gamaria Purnamawati Monoarfa sebagai Bunda Literasi Provinsi Gorontalo di gedung El Madinah, Selasa (30/8/2022) .
Hamka Hendra Noer juga menantang kelompok pegiat literasi untuk memajukan perpustakaan yang ada di Gorontalo.
“Untuk itu, saya tantang komunitas buku, pegiat literasi ini bikin ide gagasan kemudian cari perpustakaan yang terintegrasi dengan lingkungan. Kita bikin ruang yang nyaman agar masyarakat terutama generasi muda tertarik ingin belajar di situ,” kata Hamka Hendra Noer.
Dirinya menjelaskan, Di era teknologi digital saat ini, perpustakaan dituntut untuk terus berinovasi sehingga minat literasi masyarakat tetap bisa tumbuh. Rendahnya minat baca akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di Gorontalo.
Hamka Hendra Noer mengungkapkan, Jika dilihat dari Kondisi perpustakaan baik di provinsi maupun kabupaten kota masih banyak perpustakaan yang belum memenuhi standar. Apalagi ketersediaan sarana dan prasarana dan penunjang lainnya yang belum memadai.
“Ini juga menjadi tantangan seluruh stakeholder baik provinsi, kabupaten kota termasuk Bunda Literasi, komunitas buku dan Pegiat literasi untuk menjadikan perpustakaan tetap menarik untuk dikunjungi,” kata Hamka Hendra Noer.
Dirinya berharap, apa yang dilakukan para pegiat literasi di Provinsi Gorontalo akan terus berkembang dan menginspirasi daerah lain.
“Kedepan saya berharap literasi di Gorontalo menjadi contoh di Sulawesi khususnya di Indonesia Timur. Kita buatkan satu perpustakaan yang betul-betul representatif yang berwibawa dan menggambarkan kredibilitas orang Gorontalo,” Pungkasnya.(*)