Pustakawan Diminta Kreatif dan Inovatif
Selasa, 21 Desember 2021 bertempat di Grand Q Hotel Gorontalo,kegiatan Sosilisasi Jabatan Fungsional Pustakawan yang diselenggarakan
adalah salah satu upaya membuka wawasan dan memberikan bekal bagi
Pustakawan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga diharapkan
akan terbentuknya pola fikir pustakawan yang mumpuni dalam upaya
memberikan pelayanan kebutuhan informasi.
.
diharapkan dapat menjadi media berkoordinasi dan konsultasi, dimana hadir sebagai Narasumber Kepala UPT Perpustakaan IAIN Sultan Amai Gorontalo dan juga sebagai Koordinator Klaster Wilayah Timur FPPTI Pusat.
Olehnya itu, kata Ampauleng, sosialisasi ini sangat penting digelar untuk memberikan penguatan kepada Pustakawan, karena ketika ASN terahlih fungsi dari birokrasi menjadi pejabat fungsional tentunya banyak persaingan ketat akan dihadapi.
“Ke depan, para Pustakawan akan diperhadapkan dengan persiangan yang ketat, dengan bertemu kompetitor yang memiliki inovasi tinggi, kemudian memiliki kecerdasan serta keterampilan yang baik. Olehnya itu tinggalkan kebiasan-kebiasan yang buruk dengan duduk diam menunggu saja, tetapi perlu ada kreativitas dalam mengelola Perpustakaan,” imbuhnya.
Ampauleng mengatakan, berkualitas atau hebatnya Perpustakaan di daerah ini, terletak di tangan Pustakawan yang ada di Provinsi Gorontalo.
“Kita tidak boleh beralasan misalnya kelengkapan infrastrukturnya dan mobilernya, sebab hal ini adalah persoalan kedua. Persoalan yang utama adalah kecerdasan seorang Pustakawan untuk mendesain dan mengatur pelayanan Pepustakaan menjadi menarik,” katanya.
Ampauleng mengatakan, Pustakawan masih terperangkap dengan cara pelayanan yang buruk, seperti menunggu Pemustaka di rak-rak buku yang sudah lapuk, di tempat ruangan yang tidak pernah diubah dari 20 tahun lalu hingga saat ini.
“Hanya orang kreatif yang bisa bertahan hidup di dalam persaingan ini, orang kreatif dan inovatif ini adalah orang yang mampu mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa, seharusnya jiwa ini dimiliki oleh pustakawan,” ungkapnya.
Olehnya Ampauleng berpesan kepada para pustakawan harus memiliki jiwa edukatif dan mampu membina pengelola Perpustakaan.
“Karena ketika UU di negara ini menetapkan kepada seorrang ASN menjadi pejabat fungsional, maka pada saat melekat jabatan itu harus mempunyai tanggungjawab moral yang mampu mengedukasi untuk pelayanan Perpustakaan jadi lebih baik, dan dari sinilah baru tercipta budaya gemar membaca,” katanya.